Aksi itu lantas menjadi sorotan bahkan di media internasional. Tak hanya media sosial di Indonesia, bahkan media Inggris Daily Mail pun memberitakannya. (solopos.com)
Sebelumnya, berbagai foto aneh juga sudah bertebaran di akun instagram yang sama. Yang sebagian besar foto-foto tersebut jelas-jelas menunjukkan rendahnya moralitas remaja saat ini. Mengapa demikian? Sebab kenyataannya, banyak foto yang mengumbar aurat dan bernafaskan maksiat. Meski yang mereka lakukan salah, namun mereka beralasan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bentuk seru-seruan sama teman, ajang hiburan, juga sebagai bentuk kepercaya-dirian, sehingga dengan tanpa ragu mengajak yang lain untuk mengikuti jejak mereka.
Memang banyak yang kontra atau menolak aksi mereka. Namun tidak sedikit yang akhirnya mengikuti tren aneh seperti di atas. Ini jelas sangat berbahaya. Maka semestinya, kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan.
Pemerintah Abai, Sudah Biasa
Sejatinya, apa yang dilakukan oleh remaja seperti dijelaskan di atas, bukanlah sebuah prestasi. Apa yang mereka lakukan demi mendongkrak kepopuleran menggunakan media sosial dengan menghalalkan segala cara, sungguh perbuatan yang tidak terpuji. Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim, menyumbangkan berita pahit di media internasional dengan kemunduran tingkah polah remajanya. Mengerikan dan memalukan!
Banyaknya kasus remaja foto selfi aneh tersebut sama sekali tidak akan pernah menyentuh hati pemerintah, apalagi membuat mereka tergerak untuk menangani atau menangkalnya. Jelas saja, faham sekuler membuat pemerintah mati rasa. Sebab faham pemisahan agama dari kehidupan tersebut, tentu tidak akan mempermasalahkan tren remaja tidak bermoral itu. Begitu pula dengan jargon kebebasan berekspresi milik demokrasi, membuat remaja kehilangan jati diri. Paham Hak Asasi Manusia pun menyumbangkan dukungannya bagi remaja malang tersebut.
Apa Solusinya?
Melihat fenomena tersebut, kalangan yang kontra banyak yang berusaha dengan memberikan komentar-komentar negatif. Mereka mengingatkan para remaja yang lain agar tidak melakukan hal yang sama dengan apa yang ada di foto. Namun yang pro pun tak sedikit, mereka mengunggah foto yang sama dan memberikan hastag ke akun insatgram gudangnya foto selfi aneh tersebut.
Sebenarnya, apa yang mereka lakukan adalah sebagai bukti betapa rendahnya taraf berfikir remaja saat ini. Akal mereka tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Masa remaja yang seharusnya dipakai untuk belajar dan meningkatkan prestasi untuk persiapan masa depan, justru malah dipakai untuk hal-hal memalukan berbungkus seru-seruan.
Jangka Pendek
Apa yang dilakukan mereka jelas bertentangan dengan syariat Islam. Namun memberikan penentangan atau bentuk penolakan saja tak akan merubah kelakuan buruk mereka. Satu-satunya cara adalah dengan mengajak mereka belajar Islam, sampai mereka memahami Islam. Dengan belajar Islam secara benar, akan membuat mereka memiliki kepribadian yang unik, yakni kepribadian Islam. Remaja berkepribadian Islam akan senantiasa berpikir produktif. Dia melakukan segala sesuatu memiliki tujuan. Berprestasi dunia untuk orientasi akhirat.
Setelah mengkaji Islam, remaja pun diharuskan untuk mengajak teman-temannya agar mau belajar Islam. Sehingga kalau sebelumnya mereka dengan percaya diri mengajak teman-temannya untuk maksiat, maka setelah belajar Islam, mereka harus percaya diri dan gencar mengajak teman-temannya melakukan kebaikan, salah satunya yaitu dengan belajar Islam secara benar.
Jangka Panjang
Namun, solusi di atas hanyalah solusi sementara. Sebab sejatinya, apa yang terjadi pada remaja saat ini adalah buah dari penerapan ideologi sekulerisme. Sehingga berbagai upaya dilakukan oleh Barat untuk menciptakan remaja-remaja yang jauh dari identitas seorang Muslim. Begitupun keberadaan gadget saat ini, dimanfaatkan oleh mereka untuk merusak generasi Muslim.
Dalam sistem Islam, kecanggihan teknologi tidak akan menciptakan remaja-remaja alay dan tak bisa mengontrol diri sebagaimana remaja saat ini. Justru, kehadiran teknologi akan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menunjang kemajuan taraf berfikir demi pembangunan generasi gemilang yang berkepribadian Islam dan memiliki pengetahuan sains dan teknologi yang cemerlang.
Solusi terbaik dari masalah ini adalah kerjasama yang baik antara guru dan orangtua dengan berpedoman pada al-Quran dan sunnah.
Source: islampos.com