REMAJA saat ini seolah-olah sudah kehilangan arah tujuan. Hidup mereka terombang-ambing tak menentu, entah mau dibawa kemana arah tujuan hidup mereka ini sebenarnya? Maraknya tindak kriminalitas yang melanda kehidupan remaja saat ini membuat mereka mengalami kebingungan dan hilangnya harapan hidup.
Pasalnya, semakin berkembang pesatnya teknologi masa kini, justru semakin meningkat pula angka kriminalitas yang terjadi dan melahirkan banyak tekanan sosial. Misalnya, tayangan televisi yang disinyalir ikut andil dalam pembentukan karakter anak dan maraknya kriminalitas di kalangan anak-anak dan remaja. Begitu pula dengan games banyak yang mengandung kekerasan dan pornografi. Belum lagi dengan adanya internet, handphone, komik, majalah, dan lain-lain.
Nah, ternyata menurut data Neta S Pane selaku ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) sepanjang tahun 2014 terdapat 38 kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota geng motor, yang mengakibatkan 28 orang tewas dan 24 orang mengalami luka-luka (Harian Terbit, 2014). Fakta tersebut baru sebagian yang terlihat saja, masih banyak lagi kebobrokan mental dan moral dari para remaja ini.
Kasus kriminalitas yang terjadi akhir-akhir ini bisa jadi disebabkan karena adanya kondisi psikologis yang labil, sulit untuk dikendalikan, melawan dan menyerang, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta agresif. Sehingga, anak-anak dan remaja cenderung akan membandingkan kondisi lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat sekitar yang berbeda-beda, dan memungkinkan para remaja mengalami kebingungan dan mencari tahu serta beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya agar mudah diterima.
Ironis memang. Sedih banget kalau melihat kondisi generasi mudanya jauh dari tuntunan syari’at. Beginilah hasilnya jika generasi muda harus tergadaikan atas nama modernitas. Virus liberal-kapitalis yang diusung oleh barat seolah sudah mendarah daging di tubuh ummat saat ini termasuk para remaja. Tak heran jika pendidikan agama yang dibangun dalam keluarga masih saja kurang untuk membentengi diri. Semua itu karena faktor eksternal yang lebih mendominasi pembentukan karakter remaja saat ini. Terlebih bagi mereka yang memiliki gadget dan aktif di sosial media. Ide-ide dan budaya barat akan lebih mudah masuk dan bebas diikuti oleh para remaja. Dengan mudahnya mereka dapat mengakses informasi apapun dari gadget yang mereka miliki, baik positif maupun negatif.
Tidak bisa dipungkiri bahwa remaja saat ini adalah korban dari penerapan sistem dan nilai kapitalisme. Karena semua yang dapat diakses dan dikonsumsi masyarakat tidak terlepas dari kebijakan yang diemban oleh pemerintah. Liberalisme-Kapitalisme telah merusak individu, pemikiran, dan perasaan mereka dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sehingga di sini perlu adanya peran pemerintah yang mengatur dan membatasi apa saja yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat khususnya para remaja. Sedangkan yang kita tahu, di era sistem saat ini semua itu akan sangat sulit untuk dilakukan kecuali satu, yaitu dengan diterapkannya sistem yang kondusif, sistem Islam yang mampu mengatur seluruh aspek kehidupan tanpa terkecuali.
Nah, bagi para remaja nih. Jangan terjebak dengan arus modernisasi. Karena tidak akan membawa kalian kepada sebuah kemaslahatan. Yang ada malah menjadi monster yang menyesatkan arah dan tujuan hidup kalian. Jadilah generasi yang membawa perubahan. So, life is choice! Dengan mengkaji islam sejak dini, tidak akan menjadikan kalian sebagai individu-individu yang galau apalagi depresi berat. Menjadi remaja yang tetap taat di tengah-tengah kondisi barat yang sesat memang bukanlah hal yang mudah, tetapi jangan khawatir, Allah akan selalu bersama dengan orang-orang yang bersabar.
Yuk, ngaji islam dan katakan, “Remaja galau? Gak lah, yaw!
Source: islampos.com